The Way to Come Back

Sabtu, 06 Oktober 2012

Resensi Novel Jantera Bianglala

Derita Ronggeng Dukuh Paruk

Judul                : Jentera Bianglala
Pengarang      : Ahmad Tohari
Penerbit          : PT Gramedia Pustaka Utama
Tahun Terbit  : 1986
Tebal Buku     : 235 Halaman, + Cover

1. Sinopsis Novel Jentera Bianglala

   Dukuh Paruk menjadi tempat yang sangat memprihatinkan setelah terjadi bencana besar yaitu pembakaran rumah penduduk akibat kisruh 1965. Rumah dan harta benda semua habis terbakar, beruntung bagi Dukuh Paruk karena orang-orang sudah terbiasa menerima musibah, seperti tragedi tempe bongkrek yang banyak merenggut jiwa. Tetapi musibah kali ini sungguh di luar dugaan mereka. Mereka harus tinggal dan makan seadanya. Orang-orang dari luar desa pun tidak ada yang memberi bantuan.
   Dukuh Paruk kini tanpa pemimpin dan tanpa Srintil, orang yang selama ini menjadi panutan di Dukuh Paruk harus dipenjara. Beberapa bulan kemudian Sakarya, Kertareja dan yang lainnya dibebaskan. Tetapi mereka pulang tanpa Srintil dan orang-orang dukuh paruk tidak ada yang menyakan kemana Srintil berada. Itu karena Srintil masih di tahan di tempat yang tidak Sakarya dn rombongan lainnya ketahui.
   Dukuh Paruk yang miskin, didatangi seorang pemuda yang gagah berseragam. Semula semua orang takut dan enggan tersenyum meskipun yang datang itu dadalah Rasus. Orang-orang Dukuh Paruk ternyata masih trauma apabila ada orang berseragam datang. Tetapi yang membuat hati mereka tersenyum lagi adalah Rasus yang masih mau peduli dengan tempat kelahirannya. Rasus masih seperti yang dulu dan kedatangannya kali ini untuk menjenguk neneknya yang kritis. Tidak lama kemudian nenek Rasus meninggal dunia dan Rasus harus kembali menjalankan tugasnya. Sebelum pergi, Sakarya meminta bantuan Rasus untuk membebaskan Srintil.
    Tidak lama kemudian, Srintil kembali pulang ke Dukuh Paruk. Srintil lemas tidak berdaya karena kelelahan karena ia pulang dengan berjalan kaki. Sejak kepulangannya, sikapnya berubah, ia lebih banya diam. Walaupun sudah keluar dari tahanan, Srintil masih tetap harus melapor ke tempat dimana ia ditahan. Srintil mulai bisa tersenyum ketika melihat Goder, anak Tampi. Srintil memutuskan untuk mengasuh Goder. 
    Hati Srintil pun mulai bisa terbuka ketika melihat Bajus. Bajus adalah seorang pekerja proyek pembangunan irigasi. Srintil ternyata menaruh hati kepada lelaki itu, ia sangat berharap impiannya menjadi ibu rumah tangga dapat terwujud bersama Bajus. Srintil mengenal bajus sebgai pribadi yang baik, terlebih sikapnya terhadap Srintil. 
   Srintil yang yakin bahwa Bajus adalah orang yang akan merubah hidupnya harus kembali merasakan kekecewaan yang begitu dalam. Bajus ternyata malah menawarkan Srintil kepada bosnya. Bajus kini berubah menjadi beringas dan memarahi Srintil apabila ia menolak permintaan bosnya. Akibat tekanan batin yang mendalam, Srintil menjadi lupa ingatan. 
   Suatu ketika Rasus pulang dari menjalankan tugasnya. Namun hati Rasus sangat terkejut ketika mendapati Srintil  lupa ingatan. Srintil pun di bawanya berobat ke dokter jiwa. Akhirnya Rasus mempunyai tekad yang besar dalam dirinya untuk membawa Dukuh paruk menjadi lebih baik.





2. Kelebihan dan Kekurangan Novel

Kelebihan :  Novel ini banyak mengandung pesan moral yang dapat kita ambil setelah membacanya. Selain itu konflik antara Rasus, Srintil, dan Bajus semakin kompleks sehingga membuat kita penasaran entah apa yang akan terjadi selanjutnya. Penulis juga memiliki ciri khas dalam menyoroti sisi kehidupan masyarakat miskin, tentang alam, dan romantismenya. Tak lupa juga sang penulis menyisipkan majas majas cantik yang membuat novel ini semakin menarik.

Kekurangan : Akan tetapi ada beberapa hal yang membuat Novel ini kurang sempurna. Salah satunya adalah pengaturan line spacingnya yang terlalu rapat sehingga membuat mata cepat lelah, dan juga ending di Novel ini tidak berakhir Happy Ending. Apabila novel ini dapat berakhir bahagia saya rasa para pembaca akan merasa puas.




0 komentar:

Posting Komentar